Minggu, 17 Mei 2009

pembahasan Organik_Titik leleh

Pembahasan organic _ titik leleh

Titik leleh suatu zat padat adalah suatu temperature dimana terjadinya keadaan setimbang antara fasa padat dan fasa cair pada tekanan satu atmosfer, prinsipnya suatu zat bisa meleleh karena ikatan antarmolekul terputus dimana putusnya molekul itu yang memerlukan suhu berbeda-beda tergantung pada kekuatan ikatan tersebut, semakin kuat ikatannya maka semakin tinggi suhu yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan tersebut. Dengan adanya zat pengotor, ikatan yang terputus akan lebih banyak atau intinya tergantung pada zat pengotornya. Titik leleh juga bisa untuk mengukur gaya intermolekul antar senyawa dimana makin tinggi titik leleh maka makin besar gaya intermolekulernya, beberapa molekul dengan berat molekul sama, maka molekul yang lebih polar dan struktur molekul yang lebih simetris akan lebih tinggi. Angka titik leleh dan kisarannya tergantung pada kecepatan pemanasan, keakuratan pada thermometer yang digunakan dan sifat padatan senyawa yang terdapat pada suatu padatan yang telah diisolasi, rentang lelehannya harus ditentukan untuk memastikan identitas dan kemurniannya.
Dalam percobaan ini dilakukan proses penentuan titik leleh dengan tujuan menentukan titik leleh, mengetahui kemurnian dan menentukan komposisi suatu campuran antara asam benzoate dan naftalena dengan prinsip berdasarkan perubahan fasa dari pada ke cair dalam keadaan seimbang, kemudian berdasarkan pemurnian suatu zat dilihat dari pengotornya dimana semakin banyak pengotornya semakin rendah kemurniannya serta berdasarkan pada Hukum Roult yang berbunyi, “ Tekanan uap suatu larutan ideal suhu tertentu sebanding dengan tekanan uap murni dikalikan dengan fraksi molnya. Untuk bahannya digunakan asam benzoate dan naftalena serta beberapa macam sample yang tidak diketahui. Asam benzoate serbuk, naftalena berbentuk padatan dan sample berbentuk serbuk digerus guna memperhalus dan memperluas zat permukaan sehingga mempercepat proses pelelehan. Untuk asam benzoate dan naftalena setelah digerus dengan mortar dicampurkan dengan perbandingan berbeda. Sehingga terbentuk beberapa campuran serbuk yang akan diuji titik lelehnya. Serbuk campuran tadi di masukan ke dalam pipa kapiler dengan cara menekan mulut pipa hingga serbuk campuran masuk dalam pipa kapiler, masukan sekitar kurang lebih setengah centimeter, karena jika seluruh partikel campuran dimasukan hingga penuh maka akan semakin lama titik lelehnya begitu juga sebaliknya jika terlalu sedikit yang dimasukan dikhawatirkan akan meleleh sebelum waktunya. Untuk membantu memasukan serbuk campuran maka dilakukan Stuffing, yaitu menjatuhkan pipa kapiler yang terisi tadi pada batang gelas, gunanya untuk membantu memampatkan serbuk campuran ke dasar ujung pipa kapiler karena jika tak termampatkan akan menghambat pelelehan disebabkan oleh renggangan yang terdapat pada isi pipa kapiler. Jika sudah semua termampatkan tempelkan pipa kapiler tadi di dekat thermometer dengan cara mengikat pipa kapiler di dekat thermometer agar terdeteksi suhu yang akan mewakili proses terjadinya pelelehan. Thermometer dan pipa kapiler diikatan dengan benang, digunakan benang karena benang tidak memiliki titik leleh sehingga tidak menganggu suhu pelelehan untuk campuran dalam pipa kapiler. Kemudian siapkan tabung thile dengan paraffin didalamnya. Dalam penentuan titik leleh digunakan tabung tile karena tabung tile saat pemanasan akan mengalami gerak turbulensi, yaitu sirkulasi searah yang disebabkan adanya adhesi, hubungan antara kekentalan larutan dengan dinding zat padatnya jika di percobaan antara viskositas paraffin dengan zat padat tabung thilenya, sehingga dengan tabung tile ini akan mengalami pemanasan yang merata tidak hanya satu titik saja, misalnya bila gunakan adalah tabung reaksi.Pipa kapiler dan thermometer setengah (menyentuh )di masukan ke dalam cairan paraffin agar terdeteksi pelelehan. Paraffin disini digunakan karena beberapa hal, yaitu paraffin berupa cairan kental dengan titik didih yang lebih tinggi daripada asam benzoate ataupun naftalena dan paraffin digunakan sebagai mediator, jadi saat pemanasan paraffin tidak akan mendidih sebelum waktunya. Thermometer tersangkut/termampat oleh gabus digunakan untuk menutup lubang tabung tile saat proses pelelehan nanti. Gabus digunakan karena memilki struktur yang renggang karena pori-pori permukaan gabus yang terlihat jelas, fungsinya terlihat saat pemanasan dimana uap pada tekanan paraffin akan keluar melalui pori-porinya sehingga thile tidak akan pecah. Setelah semua lengkap, tempelkan pada statif dengan posisi di atas pembakar Bunsen. Untuk posisi thermometer dan pipa kapiler disimpan ditengah, pas pada tempatnya, karena jika terlalu kebawah yang terukur suhunya yaitu suhu pembakar bunzennya sedangkan jika terlalu ke atas, yang akan terukur suhunya oleh thermometer yaitu suhu udara luar, jadi thermometer dab pipa kapiler di simpan ditengah agar yang terdeteksi oleh thermometer adalah suhu dalam pipa kapiler tersebut. Tabung thile mulai dipanaskan dengan nyala api Bunsen yang tepat terkena kawat kasa di tabung thilenya, dimaksudkan agar tabung thile tidak pecah karena kawat kasa dapat membantu pengaturan panas ke seluruh bagian tabung thile. Gunakan nyala api oksidasi untuk api optimum dan untuk pemanasan jangan terlalu besar ataupun kecil karena jika pemanasan terlalu besar, komposisi akan melewati fase pelelehannya sedangkan pemanasan kecil akan memperlambat proses titik leleh makanya digunakan api optimum oksidasi. Proses titik leleh ini yang diperhatikan yaitu suhu awal mulai meleleh dan suhu akhir dimana komposisi telah meleleh seluruhnya. Untuk asam benzoate didapatkan suhu yang cocok dengan literature-nya yaitu suhu awal 120’ C dan suhu akhirnya 122’C dan untuk naftalena didapatkan suhu awal 70’C dan suhu akhir 88’C, begitu juga dengan enam sample lainnya yang memiliki beragam titik leleh.
Proses pelelehan ini dapat digambarkan dengan suatu kurva hubungan antara suhu dengan komposisi antara asam benzoate dengan naftalena. Jika melihat dari suhu yang didapat oleh asam benzoate dan naftalena ternyata asam benzoate memilki suhu pelelehan lebih tinggi dibandingkan naftalena, ternyata asam benzoate memilki tingkat kemurnian rendah karena terlalu banyak pengotor dalam komposisinya yang mengakibatkan suhu pelelehannya tinggi dan juga asam benzoate memiliki gaya intermolekul yang besar.

2 komentar:

  1. Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
    Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

    Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

    BalasHapus
  2. How to make a mens titanium braclets?
    We have tried several titanium nose hoop different methods to produce a very effective recipe of the stainless steel plated stainless titanium drill bits steel titanium properties stainless titanium rimless glasses steel babyliss pro nano titanium stainless steel. The

    BalasHapus